BARANGKA.com – Sabtu, 25 Nopember 2017 kemarin ada pemandangan tidak biasa di balai pertemuan kantor Desa Barangka. Keceriaan dan keseruan mewarnai aktivitas ibu-ibu PKK di balai pertemuan tersebut dalam rangka mengikuti pelatihan kerajinan dari bahan sampah plastik. Kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat khususnya untuk kaum ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok PKK ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan di Desa Barangka.
Acara di Balai Pertemuan Desa Barangka ini sedikitnya diikuti oleh 5 kelompok dari ibu-ibu PKK dan kalangan generasi muda dengan jumlah kurang lebih 40 orang. Dalam kesempatan ini pula hadir Kepala Desa Barangka, Bapak Suharman, S.T dan Ibu selaku Ketua PKK desa Barangka, bahkan kepala desa memantau kegiatan pelatihan ini sampai berakhirnya kegiatan tersebut. Tujuan dari pelatihan ini selain meningkatkan kreativitas ibu-ibu supaya mampu mengolah barang bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis yang keberlanjutannya diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan dan meningkatkan perekonomian keluarga. Pelatihan membuat kerajinan dari barang bekas dalam hal ini gelas/botol plastik dari minuman kemasan ini dipandu di antaranya oleh ibu Karima S.Pd., dan Ibu Narti, AMd, Kab.
Dalam membuat kerajinan, selain kerja keras, keuletan dan kreativitas diperlukan juga kesabaran yang tinggi supaya kerajinan yang dibuat hasilnya maksimal. Dengan motivasi yang tinggi dan banyak bertanya jika ada yang kurang paham, siapa pun perlahan lahan pasti bisa mengerjakan dengan hasil yang cukup memuaskan.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam merangkai bunga dari bahan bekas ini selain gelas/botol plastik bekas minuman adalah gunting dan pisau (cutter) untuk memotong pilox dan lem. Bahan lain yaitu ranting kering dari pohon “Kosambi” yaitu jenis pohon yang meirip dengan pohon lengkeng yang umum orang kenal.
Praktek membuat/merangkai bunga dari botol plastik ini dapat di awali dengan menyiapkan ranting pohon “Kosambi” dibersihkan sampai terlihat rapih kemudian menyiapkan wadah berupa ember cat atau sejenisnya untuk menempatkan ranting pohon tersebut agar bisa berdiri dengan kokoh. Selanjutnya menyiapkan botol bekas, baik ukuran sedang maupun besar, kemudian dibentuk menjadi model-model daun dan mahkota bunga menggunakan gunting atau cutter. Untuk mempercantik pola-pola yang dibuat, botol-botol yang telah dibentuk selanjutnya diwarnai menggunakan pilox dan selanjutnya di rangkai disetiap bagian ranting pohon yang telah disediakan sebelumnya. Urutan kegiatan di atas tidak mesti seperti yang di tuliskan di atas, bisa saja ibu-ibu memulai dari menyiapkan pola-pola daun dan bunga yang di bentuk, jadi tidak mengikat.
Ternyata jika kita mampu berkreasi dan berinovasi sampah atau barang bekas pun berubah menjadi suatu yang unik dan berpotensi menghasilkan rupiah yang bisa menambah perekonomian keluarga. Hal ini sangat menarik dan bisa menjadi inspirasi. Kerajinan seperti ini bisa ditularkan ilmu serta tekniknya kepada ibu-ibu lainnya, atau murid-murid di sekolah atau lingkungan tempat tinggal.
Diakhir pelatihan, setiap peserta menampilkan hasil kreasinya sambil foto bersama. Sungguh kegiatan langka dan sangat berguna. Peserta tampak senang dan gembira. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dengan produk-produk yang lebih variatif sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu rumah tangga di desa Barangka.