Barangka.com - Kelor atau di kampung kita kenal dengan "kaudawa" tentu sudah tidak asing bagi kita. Karena daun tumbuhan ini sudah menjadi sayuran wajib dalam keseharian masyarakat di Barangka dan banyak daerah lainnya di Sulawesi Tenggara. ".......be kadadano kaudawa" sudah semacam jawaban spontan ketika seseorang menanyakan menu apa yang di makan hari ini. Kelor juga tidak terlalu "rewel" untuk menanamnya. jika kita amati, kelor hampir bisa di tanam di berbagai macam kondisi tanah. Tidak heran, kelor hampir dapat di temukan di setiap halaman rumah dengan kondisi tanah yang sudah tidak subur. Tapiii.... itu dulu, sekarang sepertinya masyarakat sudah tidak memperhatikan tumbuhan ini (walaupun tidak semuanya). Kelor seolah kalah pamor dan terkesan tradisional dengan menu sayuran yang makin beragam saat ini. Padahal, Organisasi/Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menobatkan kaudawa sebagai Pohon Ajaib (Miracle Tree).
Disejumlah negara di Eropa dan Amerika lagi heboh dengan "Miracle tree", dan ternyata itu adalah pohon kelor/kaudawa. Di Jerman, kelor dijual dalam bentuk ekstrak kelor (kemasan kapsul) dengan harga yang sangat mahal. Di belahan bumi lain sedang heboh mengenai pohon ajaib (kaudawa), di Barangka bahkan dari sejak nenek moyang kita sudah mengkonsumsi "kaudawa". Di Sulawesi Tengah, pemerintahnya bahkan menghimbau masyarakatnya untuk melakukan penanaman kelor secara massal, karena sadar akan kandungan dan manfaat yang terdapat dalam kelor.
Penobatan Kelor/Kaudawa sebagai pohon ajaib oleh WHO tidak berlebihan, daun kelor mengandung vitamin C dan juga antioksidan yang sangat tinggi, kedua zat ini sangat baik untuk kesehatan kulit. Daun kelor yang dijadikan sebagai sayur dan dikonsumsi secara rutin dapat menghaluskan kulit dan mencegah timbulnya jerawat. Daun kelor yang ditumbuk juga bisa dijadikan sebagai masker wajah yang bisa membuat kulit wajah semakin halus dan cantik. Manfaat lain dapat mengurangi kadar gula dalam darah. Daun kelor dapat dijadikan sebagai insulin alami untuk mengatasi diabetes. Makan sayur daun kelor juga dapat mencegah penyakit gula darah atau diabetes.
Seiring berjalannya waktu penelitian ilmiah tentang manfaat daun kelor yang didengungkan sejak dahulu pun diteliti secara ilmiah. Seorang ahli obat tradisional, Gunter Harnisch dalam pengantar buku mengenai kejaiban pohon kelor menyebutkan keunggulan tanaman kelor berdasarkan beberapa penelitian seperti diungkapkan Peneliti Senior Bidang Etnobotani Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Eko B. Walujo dalam Seminar Ilmiah Tanaman Obat Kelor di Kantor Badan POM, Jakarta pada Rabu (12/8/2015).
*Berikut keunggulan tanaman kelor dibandingkan sayuran yang lain:*
- 2X lebih banyak dari protein pada kedelai.
- 6X lebih banyak dari Vitamin C pada jeruk.
- 4X lebih banyak dari Vitamin A pada wortel.
- 4X lebih banyak dari kalsium pada susu.
- 7X lebih banyak dari kalium pada pisang.
- 7X lebih banyak dari vitamin B1 dan B2 pada ragi.
- 6X lebih banyak dari polifenol pada anggur merah.
- 4X lebih banyak dari asam folat pada hati sapi.
- 4X lebih banyak dari vitamin E pada gandum.
- 2X lebih banyak dari serat pada gandum.
- 1,5X lebih banyak dari asam amino esensial pada telur
- 25X lebih banyak dari zat besi pada bayam.
*Manfaat Daun Kelor:*
1. Menurunkan tekanan darah tinggi.
2. Mengurangi kolesterol
3. Meningkatkan kinerja jantung
4. Menurunkan kadar gula dlm darah / diabetes
5. Sebagai Antioksidan, mengeluarkan racun dlm tubuh
6. Anti kanker, tumor
7. Mencegah kerusakan hati dan ginjal
8. Mengatasi kemandulan
9. Menyembuhkan penyakit SPLENOMEGALI yaitu terjadinya pembengkakan pada limpa
10. Mempercepat produksi sel darah merah ( baik diminum untuk ibu2 pasca kelahiran).
11. *Memperkuat Rahim*
12. Membantu meringankan sakit pegal karena asam urat dan rematik.
Jadi yang merasa sudah mengabaikan kaudawa selama ini, setelah membaca informasi ini kiranya bisa berfikir ulang lagi untuk menanam pohon kelor "kaudawa" di kebun atau di pekarangan rumah. Kita harus menyadari sekarang ternyata ada mutiara "hijau" di sekitar kita dengan segudang manfaat yang bernama "Kaudawa". kita tidak perlu merasa seolah tradisional, jadul "kuno" jika menyajikan kaudawa, sebaliknya mesti bangga karena menyajikan sayuran dengan nilai gizi yang tinggi. Inilah kearifan lokal dari aspek makanan yang diwariskan leluhur kepada kita.
Di rangkum dari sejumlah sumber